Orang yang jujur kepada Allah swt. dan sesama, tindakan luarnya sama dengan batinnya, Karena itu, Alla swt. memberikan gambaran yang berlawanan antara orang munafik dengan orang jujur, sebagaimana firman-Nya,
"Agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan mengazab orang-orang munafik..".(al-Ahzab [33]:24)Jujur merupakan salah satu jalan menuju surga seperti dusta yang merupakan jalan ke neraka.
Ibnu Mas'ud r.a. meriwatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
" Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kebajikan dan kebajikan itulah jalan ke surga. Apabila seseorang bersikap jujur dan selalu memerhatikan kejujuran (dirinya), niscaya disisi Allah swt. ia dianggap sebagai orang jujur. Kebohongan akan mengiringi (pelakunya) pada kejahatan dan kejahatan itulah yang akan menjerumuskannya ke neraka. Apabila seseorang berbohong dan memiliki kebiasaan berbohong, disisi Allah swt. ia akan dicap sebagai pembohong." (HR Bukhari dan Muslim)Kejujuran merupakan ketenangan dan pelakunya adalah orang yang mulia dan terhormat. Sebaliknya, kebohongan akan menghasilkan kegelisahan dan pelakunya adalah seorang yang hina dan rendah.(1)
Apabila semua perkara berkumpul
kejujuranlah yang paling mulia
ia akan mengikatkan mahkota
di atas kepala pelakunya,
sebagai buah kejujurannya
ia akan selalu mencela pendusta
dan pada setiap sisi ia akan menjadi pelita
Harist al-Muhsibi berkata, "Wahai saudaraku, ketahuilah ikhlas adalah fondasi segala sesuatu. Kejujuran akan melahirkan sikap sabar, qana'ah, zuhud, ridha, dan ramah. Keikhlasan akan melahirkan keyakinan, rasa takut, cinta, toleran, malu dan mudah menghormati orang. Ada tiga hal yang sempurna jika disertai kejujuran, yaitu hati sebagai pelaksana iman, niat ketika beramal, dan lisan ketika berbicara."(2)
Seorang peyair berkata,
Kalaulah ada kejujuran dan dusta dalam kata,
dan dalam hati, tersimpan rahasianya
Maka tanda jujur, ada pada mata
dan saksi nan bisu pun
dapat terlihat pada raut muka
Abu Hatim berkata, "Sesungguhnya Allah swt. mengutamakan lisan daripada anggota tubuh lainnya. Dia mengangkat derajatnya dan menerangkan keutamaannya dengan menjadikannya mampu mengucapkan kalimat tauhid. Karena itu, tidak sepantasnya seorang yang berakal membiasakan indra-yang Allah swt. ciptakan untuk mengucapkan kalimah tauhid-dengan berbohong. Hamba tersebut wajib terus-menerus menjaganya dengan berkata jujur dan membiasakannya pada hal-hal yang bermanfaat di dunia dan akhirat. Lisan itu bergantung pada kebiasaannya. Apabila ia terbiasa jujur, ia akan selalu jujur. Sebaliknya, jika terbiasa berdusta, ia akan terus berdusta."(3)
Seorang penyair berkata,
Biasakanlah bersikap jujur, meski Anda
dibakar api ancaman karenanya
Dan gapailah ridha Allah
Karena manusia paling durjana,
dialah yang membuat-Nya murka
demi memuaskan manusia
- Al-Hasyidi, al-Akhlaqu Bina ath-Thaba 'i wa at-Tathabu'i, hlm. 239
- Hidayatul-Mustarsyidin, hlm. 170
- Raudhatul - Uqala, hlm 51.
No comments:
Post a Comment